Daging ayam merupakan bahan makanan yang sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bukan hanya karena mudah didapatkan, namun nilai gizinya yang tinggi serta variasi olahan daging ayam yang bermacam-macam membuat bahan makanan ini banyak digemari. Daging ayam tidak hanya berfungsi sebagai lauk, namun untuk tatacara makan luar negeri yang terdapat appetizer, main course, dan desert, daging ayam menjadi hidangan utama. Bentuk olahan daging ayam sebagai hidangan utama dapat berupa steak, sate, barbeque, dan sebagainya sesuai selera konsumen. Sedangkan daging ayam sebagai lauk sudah menjadi hal yang wajar dalam menu makanan Indonesia. Bentuk pengolahannya bermacam pula, sekerdar digoreng, diberi bumbu kuning, digoreng dengan tepung renyah dan gurih, serta masih banyak lagi bentuk olahan lainnya.

Kegemaran pada daging ayam bukan tanpa alasan. Karena daging ayam merupakan salah satu sumber protein utama, dimana kolesterolnya lebih rendah bila dibandingkan daging merah seperti daging sapi, kambing,dan babi. Berikut daftar kandungan zat gizi dalam daging ayam bila dibandingkan daging merah:

Zat Gizi
Daging ayam (putih) (%)
Daging Merah (%)
Air
64
65
Protein
32
28
Lemak
3,5
6,0
Vitamin
B2, B12, C, Niasin
B2, B12, Niasin
Mineral
Na, K, Mg, Ca, P, Fe, I
Na, K, Mg, Ca, P, S, Fe, I


Berdasarkan table tersebut tampak bahwa nilai gizi yang terdapat dalam daging ayam tidak berbeda jauh dari daging merah, bahkan untuk kandungan protein,dalam  daging ayam terkandung  lebih banyak. Pada akhir-akhir ini, seluruh harga kebutuhan pokok melunjak sehingga penghitungan pengeluaan keluarga naik secara drastic. Namun ibu tidak perlu khawatir, karena dengan uang belanja yang sama, ibu tetap mendapatkan sumber protein yang baik untuk  keluarga. Yaitu dengan mengganti lauk daging merah dengan daging ayam.

Di berbagai tempat penjualan tentunya tidak hanya terdapat daging ayam segar, tetapi juga terdapat daging ayam hasil pemotongan beberapa lama. Jangka waktu pemotongan dengan pembelian turut mempengaruhi kualitas daging ayam, sebab setelah pemotongan terjadi perubahan fisik pada bahan makanan tersebut akibat mikroorganisme, suhu, kelembaban, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi pada daging ayam antara lain daging tampak lemas dan rileks (relaks), Rigor mortis (serat memendek,kaku ,keras krn kurang ATP),  Pass rigor mortis dimana aktin dan miosin berikatan,daging empuk. Kerusakan karena enzim dan mikroorganisme  menyebabkan pembusukan.

Hasil olahan yang baik dipengaruhi oleh pemilihan kualitas daging ayam yang baik pula. Akan percuma kita memiliki resep turun temurun dengan degala macam bumbu namun kita memilih daging ayam yang sudah rusak, akhirnya tingkat kepuasan konsumen untuk mengkonsumsi menjadi berkurang. Jangan dipilih daging ayam yang sudah mendekati kebusukan dengan proses seperti di atas. Apabila sudah mulai terjadi perubahan warna dan tekstur pada daging, menunjukkan bahan makanan tersebut sudah mulai terkontaminasi bakteri dan tidak layak dikonsumsi. Sebaiknya memilih daging yang lain untuk diolah.

Terdapat beberapa tips yang bisa diterapkan untuk memilih daging ayam yang baik yaitu:

  1. Pilihlah daging yang masih segar, mengkilap dan warna merah cerah (tidak pucat).
  2. Tidak tercium bau busuk atau asam.
  3. Bila daging ditekan dengan jari akan segera kembali (kenyal dan elastis) dan tidak kaku.
  4. Bila dipegang tidak lengket/lekat tetapi masih terasa kebasahannya.

Pemilihan daging ayam yang berkualitas perlu ketelitian. Kita tidak perlu harus selalu membeli di supermarket, pasar tradisional juga menyediakan bahan makanan yang berkualitas asalkan pembeli teliti dan cermat dalam memilih.


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.